Mungkin banyak dari kita yang belum terlalu familiar dengan Federasi Kalimantan Tenggara. Padahal, bagian dari perjalanan sejarah ini memegang peranan penting dalam proses konsolidasi Indonesia sebagai negara kesatuan.
Seperti kita tahu, ada masa penting saat berdirinya Negara Indonesia Serikat (RIS). Dimana salah satu bagian dari RIS adalah Federasi Kalimantan Tenggara. Tapi, kenapa federasi ini akhirnya bubar? Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Belanda tak tinggal diam. Mereka berusaha mengembalikan pengaruhnya melalui strategi politik devide et impera, salah satunya dengan membentuk negara-negara federal, termasuk Federasi Kalimantan Tenggara.
Tujuan Belanda membentuk federasi ini untuk melemahkan Republik Indonesia, membagi kekuasaan wilayah-wilayah strategis dan juga untuk menciptakan pemerintah boneka yang loyal kepada Belanda.
Sejarah Pembubaran Federasi Kalimantan Tenggara
Selain Kalimantan Tenggara, Belanda juga membentuk negara federal lain seperti Negara Indonesia Timur, Negara Sumatera Timur, dan Negara Madura. Semua ini bertujuan untuk menghambat dominasi Republik Indonesia.
Namun, para pejuang Indonesia tidak tinggal diam. Lewat diplomasi, tekanan politik, dan perlawanan rakyat, Republik Indonesia terus memperjuangkan penyatuan negara menjadi bentuk kesatuan.
Federasi Kalimantan Tenggara dibentuk oleh Belanda pada tahun 1948 sebagai bagian dari strategi mereka mempertahankan pengaruh di Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan. Mereka mencoba memecah-belah kekuatan nasionalis Indonesia dengan membentuk negara-negara federal kecil.
Federasi ini memiliki struktur pemerintahan sendiri, dipimpin oleh seorang kepala negara dan parlemen lokal. Namun, kekuasaannya sangat terbatas dan banyak dikendalikan oleh Belanda.
Hubungan Federasi Kalimantan Tenggara dengan Republik Indonesia
Saat Konferensi Meja Bundar (KMB) selesai pada akhir 1949, disepakati bahwa Indonesia akan berbentuk negara federal, yakni RIS. Federasi Kalimantan Tenggara menjadi salah satu negara bagian dalam struktur RIS tersebut.
Di lapangan, banyak rakyat Kalimantan yang tidak setuju dengan bentuk federal ini. Mereka merasa lebih dekat dengan ide persatuan dalam Republik Indonesia yang berdaulat penuh.
Rakyat Kalimantan Tenggara menunjukkan keinginan kuat untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Demonstrasi, petisi, dan gerakan politik muncul di berbagai daerah, menuntut pembubaran federasi.
Di tingkat nasional, pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta (dan kemudian di Jakarta) juga terus mendorong integrasi penuh seluruh wilayah Nusantara ke dalam satu negara kesatuan.
Proses Pembubaran Federasi Kalimantan Tenggara
Pada awal tahun 1950, pemerintah Federasi Kalimantan Tenggara mengadakan sidang khusus dan menyatakan keinginannya untuk bergabung ke Republik Indonesia. Ini menjadi bagian dari gelombang besar pembubaran negara-negara bagian lain dalam RIS.
Beberapa tokoh lokal, pejabat pemerintah, dan pemimpin rakyat berperan penting dalam mendorong proses ini, meski namanya tidak seterkenal para pahlawan nasional.
Setelah pembubaran, wilayah Federasi Kalimantan Tenggara bergabung ke dalam Republik Indonesia dan diatur dalam provinsi Kalimantan. Kemudian, seiring perkembangan waktu, wilayah ini dibagi lagi menjadi provinsi-provinsi baru.
Secara sosial, pembubaran federasi membawa semangat baru untuk bersatu. Namun, secara ekonomi, banyak tantangan harus dihadapi, seperti pembangunan infrastruktur dan administrasi yang efisien.
Walau hanya bertahan sebentar, keberadaan Federasi Kalimantan Tenggara punya peran penting dalam perjalanan sejarah kita. Pembubarannya menjadi bukti nyata bahwa semangat persatuan rakyat Indonesia lebih kuat dari upaya pecah-belah penjajah. Hari ini, kita bisa menikmati kemerdekaan dan kesatuan itu berkat perjuangan keras di masa lalu.
FAQ: Seputar Federasi Kalimantan Tenggara
1. Apa itu Federasi Kalimantan Tenggara?
Sebuah negara bagian bentukan Belanda di Kalimantan Tenggara dalam masa Negara Indonesia Serikat (RIS).
2. Mengapa Federasi Kalimantan Tenggara dibentuk?
Untuk mempertahankan pengaruh Belanda dan membatasi kekuasaan Republik Indonesia setelah Proklamasi.
3. Bagaimana proses pembubarannya?
Melalui sidang parlemen lokal dan keputusan rakyat untuk bergabung ke Republik Indonesia pada tahun 1950.
4. Apa dampak pembubarannya bagi Indonesia?
Menguatkan persatuan nasional dan mempercepat terbentuknya NKRI.
5. Siapa tokoh penting dalam pembubaran federasi ini?
Tokoh-tokoh lokal di Kalimantan Tenggara yang mendorong integrasi, meskipun tidak banyak tercatat dalam sejarah nasional.