Mengungkap Muasal Istilah Sunda

Posted on

 

Koropak.co.id – Saat ini, penggunaan istilah Sunda selalu diidentifikan dengan istilah Jawa Barat, padahal secara histori keduanya memiliki sejarah yang berbeda.

Diketahui, kedua istilah tersebut juga mengalami perubahan pengertian dan penafsiran, sehingga sering terjadi kekeliruan dan keragu-raguan dalam penggunaannya.

Terutama ketika istilah Sunda hanya dikonotasikan politis dan dianggap sukuisme, sehingga dengan sangat terpaksa istilah Sunda dalam pergaulan sosial dan budaya harus diganti dengan sebutan Jawa Barat.

Dalam catatan masa lalu, Istilah Sunda itu diterapkan untuk menyebutkan suatu kawasan, atau gugusan kepulauan yang terletak di wilayah Lautan Hindia sebelah barat (Sunda besar dan Sunda kecil).

Dilansir dari berbagai sumber, istilah Sunda itu juga digunakan untuk menunjukkan gugusan kepulauan tersebut didalam peta dunia, kecuali di Indonesia. Istilah Sunda ternyata ditemukan pula dalam prasasti dan naskah sejarah.

Dalam catatan Bujangga Manik pada abad ke-16 yang disebut Tungtung Sunda, istilah Sunda digunakan untuk menyebutkan batas budaya dan kerajaan dan bahkan bukan hanya terbatas di dalam yuridiksi penerintahan Jawa Barat saat ini, melainkan jauh ke wilayah Jawa Tengah.

Selain itu, dalam pidato pengukuhan jabatan guru besarnya yang berjudul ‘Sunda, Nusantaram dan Indonesia Suatu Tinjauan Sejarah’ (1995:3–4) Edi S. Ekadjati memaparkan bahwa Secara historis, ahli ilmu bumi bangsa Yunani bernama Ptolemaeus, merupakan orang pertama yang menyebut Sunda sebagai nama tempat.

Dalam buku karangannya yang ditulis sekitar tahun 150 Masehi, dia juga menyebutkan bahwa ada tiga pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India (Atmamihardja, 1958: 8).

Sehingga, berdasarkan informasi dari Ptolemaeus inilah, ahli-ahli ilmu bumi Eropa pun kemudian menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau yang terletak di sebelah timur India.

Hal yang sama turut diungkapkan oleh seorang ahli geologi Belanda, R.W. van Bemmelen. Dia menjelaskan bahwa Sunda adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai suatu daratan bagian barat laut India Timur. Sementara untuk dataran bagian tenggaranya dinamakan Sahul.

Sementara itu, bagi masyarakat yang mengenyam pendidikan pada medio tahun 1960-an, istilah Sunda masih ditemukan di dalam mata ajar Ilmu Bumi, yakni merupakan suatu istilah yang menunjukan gugusan kepulauan yang disebut Sunda Besar dan Sunda Kecil.

Selanjutnya diketahui, dataran Sunda juga dikelilingi oleh sistem Gunung Sunda yang melingkar (Circum-Sunda Montain System) yang panjangnya sekitar 7000 kilometer.

Dataran Sunda itu juga terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian utara yang meliputi kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang Lautan Pasifik bagian barat.

Kemudian bagian selatan yang terbentang dari barat ke timur sejak Lembah Brahmaputera di Assam (India) hingga Maluku bagian selatan. Dataran Sunda itu juga bersambung dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di barat dan dataran Sahul di timur (Bemmelen, 1949: 2-3).

 

 

Baca : Mengenal Delapan Rumah Adat Sunda yang Masih Ditemui Hingga Kini

Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda juga diketahui diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda, yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar sendiri merupakan himpunan pulau yang berukuran besar yang terdiri dari pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan.

Adapun untuk Kepulauan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau-pulau yang meliputi pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen, 1949: 15-16). Akan tetapi istilah Sunda Besar dan Sunda Kecil itu pun kemudian tidak dipakai lagi dalam percaturan ilmu bumi Indonesia.

Rouffaer (1905: 16) menyebutkan, bahwa kata Sunda sendiri berasal dari pinjaman kata asing berkebudayaan Hindu yang kemungkinan dari akar kata Sund atau kata Suddha yang dalam bahasa Sansekerta memiliki arti bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289).

Menurut Gonda (1973: 345-346), awalnya kata Sud-dha dalam bahasa Sansekerta tersebut digunakan untuk menyebutkan sebuah gunung yang menjulang tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari jauh tampak putih bercahaya karena tertutup oleh abu yang berasal dari letusan gunung tersebut.

Dketahui, gunung Sunda itu terletak di sebelah barat Gunung Tangkuban Parahu. Kemudian nama tersebut akhirnya diterapkan pula pada wilayah tempat gunung itu berada dan penduduknya.

Mungkin pemberian nama Sunda bagi wilayah bagian barat Pulau Jawa itu terinspirasi oleh nama sebuah kota dan atau kerajaan di India yang terletak di pesisir barat India antara kota pelabuhan Goa dan Karwar (ENI, IV, 1921: 14-15).

Setelah itu, Sunda pun dijadikan sebagai nama kerajaan di bagian barat Pulau Jawa yang beribukota di Pakuan Pajajaran, atau di sekitar Kota Bogor sekarang. Kerajaan Sunda ini telah diketahui berdiri pada abad ke-7 Masehi dan berakhir pada tahun 1579 Masehi (Danasas mita dkk, 1984: 1-27; Danasasmita dkk, IV, 1984; Djajadi niningrat, 1913: 75).

Kisah berdirinya kerajaan Sunda juga terdapat dalam naskah Kuno dan berbahasa Sunda Kuna dan pendiri dari kerajaan Sunda adalah Terusbawa. Sementara untuk eksistensinya sendiri ditemukan dalam naskah Nagarakretabhumi yang menjelaskan bahwa Terusbawa memerintah pada tahun 591 sampai dengan 645 Saka, bertepatan dengan tahun 669/670 sampai dengan 723/724 Masehi.

Kisah berdirinya Sunda sebagai nama kerajaan di dalam Pustaka Jawadwipa I sarga 3 dikisahkan bahwa Sesungguhnya dahulu telah ada nama daerah Sunda tetapi menjadi bawahan kerajaan Taruma. Pada masa lalu diberi nama (kota) Sundapura. Nama ini berasal dari negeri India.

Prasasti itu pun menunjukan bahwa pada masa Tarumanagara, kerajaan Sunda sudah ada, sekalipun mungkin hanya sebagai negara bagian dari Tarumanagara atau wilayah tersendiri, mengingat Tarumanagara juga didirikan oleh kaum pendatang dari India.*

 

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *