Ikan dewa. Begitu orang-orang menyebut ikan-ikan yang disakralkan masyarakat Desa Manis Kidul dan Kuningan, khususnya yang berada di lokasi objek wisata pemandian air Cibulan.
Sebutan ikan dewa itu disematkan bukan tanpa alasan. Masyarakat setempat percaya bahwa ikan yang menghuni objek wisata tertua di daerah Kuningan itu adalah penjelmaan prajurit Prabu Siliwangi atau Raja Padjadjaran. Mereka yakin, ikan-ikan tersebut merupakan para prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi.
Ukuran ikan-ikan itu cukup besar dengan warnanya yang cenderung gelap. Jika dilihat, ikan-ikan itu sekilas mirip ikan mas, namun memiliki postur yang panjang mirip arwana. Si beberapa bagian tubuh memiliki sisik yang besar.
Uniknya, ikan-ikan yang hidup di pemandian air Cibulan itu sejak dahulu sampai sekarang jumlahnya tidak pernah berkurang maupun bertambah. Keanehan lainnya, jika kolamnya dikuras, ikan tersebut akan hilang entah ke mana. Namun, saat kolam kembali diisi air, ikan dewa akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula.
Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu, sampai saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan di kolam itu. Masyarakat setempat mempercayai, siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut maka akan mendapat kemalangan.
Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa kata Dewa yang tersemat pada ikan itu bukan Dewa dalam mitologi, melainkan singkatan dari kata “Gede” dan “Dawa” alias besar dan panjang.
Berdasarkan data dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, ikan Dewa itu dibawa oleh para murid Wali Songo saat mereka pertama kali datang ke Cibulan. Murid-murid Wali Songo itu juga turut meninggalkan tujuh buah sumur yang saat itu digunakan untuk berwudu.
Tujuh sumur itu dianggap keramat dan menjadi simbol harapan manusia. Airnya juga dipercaya memiliki khasiat yang bisa membuat seseorang tetap awet muda. Tujuh sumur itu juga diketahui memiliki posisi yang mengelilingi petilasan yang dipercaya sebagai tempat semedi Prabu Siliwangi.