Saat melihat masjid-masjid tua di Indonesia, kita tidak akan langsung menjumpai kubah atau menara tinggi seperti di Timur Tengah. Yang kita lihat justru atap bertingkat, ornamen kayu yang rumit, dan bentuk bangunan mirip rumah adat. Inilah uniknya arsitektur Islam di Nusantara—sebuah perpaduan harmonis antara ajaran agama dan kearifan lokal.
Islam mulai masuk ke wilayah Nusantara sekitar abad ke-13 melalui jalur perdagangan. Para pedagang dari Gujarat, Persia, dan Arab membawa ajaran Islam, sekaligus mengenalkan budaya baru yang kemudian diserap masyarakat lokal.
Alih-alih meniru langsung bangunan dari Timur Tengah, masyarakat Nusantara mengadaptasi gaya Islam dengan bentuk bangunan tradisional. Ini membuat arsitektur Islam di Indonesia terasa sangat khas dan membumi.
Ciri Khas Arsitektur Islam di Nusantara
Masjid-masjid awal di Jawa biasanya memiliki atap berbentuk limasan atau tumpang tiga. Ini melambangkan tingkatan spiritual dalam Islam, sekaligus adaptasi dari bentuk atap rumah adat Jawa.
Kubah yang sekarang identik dengan masjid justru tidak ada pada masjid-masjid tertua di Nusantara. Kubah baru mulai digunakan seiring masuknya pengaruh arsitektur Timur Tengah dan Mughal.
Alih-alih mozaik atau batu marmer, masjid-masjid tradisional Nusantara dipenuhi ukiran kayu dengan motif tumbuhan, kaligrafi Arab, dan bentuk geometris.
Kayu jati, batu alam, dan bambu adalah material utama bangunan. Ini membuat masjid menyatu dengan lingkungan sekitar dan tahan terhadap cuaca tropis.
Masjid Agung Demak : Didirikan oleh Wali Songo, masjid ini adalah simbol awal arsitektur Islam di Jawa. Tanpa kubah, atapnya bertingkat tiga dan penyangga utamanya (soko guru) berasal dari kayu jati.
Masjid Menara Kudus : Unik karena menaranya mirip candi Hindu-Buddha. Hal ini menunjukkan transisi budaya dari Hindu-Buddha ke Islam tanpa menghilangkan identitas lokal.
Masjid Sultan Suriansyah : Mengadopsi gaya rumah panggung Banjar, masjid ini menjadi bukti bahwa arsitektur Islam bisa fleksibel dan menyatu dengan budaya setempat.
Atap Gonjong Minangkabau : Masjid-masjid di Sumatera Barat seringkali memakai atap bergonjong seperti rumah gadang, mencerminkan kekayaan budaya Minangkabau.
Rumah Panggung Berpola Islam : Di Kalimantan, masjid dibangun dengan struktur rumah panggung agar tahan terhadap banjir, namun tetap memperlihatkan elemen Islam seperti mihrab dan ornamen Arabes.
Perpaduan Islam dan Budaya Bugis : Masjid di Sulawesi banyak yang menggabungkan bentuk rumah Bugis dengan unsur Islam, lengkap dengan tiang-tiang tinggi dan ukiran khas.
Transformasi Arsitektur Islam Modern di Indonesia
Sejak abad ke-20, banyak masjid di Indonesia mulai menggunakan kubah sebagai simbol Islam universal. Hal ini dipengaruhi oleh arsitektur Timur Tengah dan Turki.
Kini, banyak arsitek Indonesia menggabungkan unsur lokal dan modern. Misalnya, Masjid Al-Irsyad di Bandung yang minimalis tapi tetap mencerminkan nilai Islam.
Gaya arsitektur Islam di Nusantara menunjukkan kemampuan luar biasa umat Islam dalam beradaptasi dan memadukan nilai agama dengan budaya lokal. Dari Jawa hingga Sulawesi, dari atap tumpang hingga rumah panggung, semuanya adalah wujud ekspresi iman yang kontekstual dan mengakar. Kini, di era modern, perpaduan antara gaya tradisional dan modern membuat arsitektur Islam di Indonesia semakin kaya dan menginspirasi.
FAQ seputar Arsitektur Islam di Nusantara
1. Mengapa masjid-masjid tua di Indonesia tidak menggunakan kubah?
Karena pengaruh awal Islam disesuaikan dengan arsitektur lokal. Kubah baru populer di era modern.
2. Apa contoh masjid tertua di Indonesia?
Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus adalah dua contoh masjid tertua yang khas lokal.
3. Apakah arsitektur Islam di tiap daerah berbeda?
Ya, setiap daerah memiliki ciri khas budaya yang diintegrasikan ke dalam arsitektur Islam.
4. Apa saja ciri arsitektur Islam Nusantara?
Atap bertingkat, bahan lokal seperti kayu, tidak ada kubah, dan hiasan ukiran.
5. Bagaimana perkembangan arsitektur Islam modern di Indonesia?
Kini banyak masjid menggabungkan desain kontemporer dan tradisional, bahkan menggunakan teknologi ramah lingkungan.