Tanggal 1 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas). Diketahui, tahun 2023 menjadi peringatan Harsiarnas ke-90 tahun.
Peringatan Hari Penyiaran Nasional ini ditetapkan oleh Presiden RI, Ir H Joko Widodo atau Jokowi melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Hari Penyiaran Nasional. Diketahui, Keppres tersebut ditandatangani Presiden Jokowi pada 29 Maret 2019.
Hari Penyiaran Nasional yang diperingati setiap tanggal 1 April itu bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan dukungan terhadap penyiaran di Indonesia.
Di sisi lain, tanggal 1 April juga dipilih sebagai hari untuk memperingati lahirnya lembaga penyiaran radio pertama milik bangsa Indonesia di Solo, Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang berdiri pada 1 April 1933.
Berdirinya SRV sendiri diprakarsai oleh penguasa kadipaten Mangkunegaran, Solo, Kanjeng Gusti Adipati Aryo (KGPAA) Mangkoenagoro VII.
Lantas, bagaimana dengan sejarah Hari Penyiaran Nasional yang jatuh pada 1 April ini?
Dilansir dari laman Komisi Penyiaran Indonesia, sejarah penyiaran di bumi Nusantara (Indonesia) mulai berlangsung pada 1927-an, tepatnya sejak KGPAA Sri Mangkoenegoro VII menerima hadiah dari seorang Belanda berupa pesawat radio penerima.
Selanjutnya pada 1 April 1933-an, KGPAA Sri Mangkoenegoro akhirnya mendirikan sebuah lembaga penyiaran radio pertama milik Indonesia di Kota Solo yang diberi nama Solosche Radio Vereeniging (SRV).
Dilansir dari laman Kominfo RI, tiga tahun kemudian atau tepatnya pada 28 Desember 1936-an, siaran langsung radio dari Solo-Indonesia diperdengarkan. Kala itu siaran yang diperdengarkan, berupa gamelan Jawa untuk mengiringi tarian Budaya Serimpi.
Setahun kemudian atau tepatnya pada 28 Maret 1937-an, organisasi Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) yang menjadi asosiasi penyiaran nasional pertama di Indonesia secara resmi terbentuk.
Setelah 8 tahun berlalu atau tepatnya pada 11 September 1945 setelah kemerdekaan Indonesia, Bangsa Indonesia berhasil mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI).
Bisa dikatakan juga bahwa proses penetapan Hari Penyiaran Nasional ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 10 tahun lamanya sampai ditetap oleh Presiden Jokowi pada 2019 lalu. Tercatat, deklarasi pertama Harsiarnas sendiri dilakukan di Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah pada 1 April 2010.
Diprakarsai oleh Hari Wiryawan yang kala itu menjadi Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, deklarasi tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, wakil rakyat, budayawan, akademisi, hingga insan penyiaran.
Bahkan beberapa tokoh penting seperti maestro Keroncong, Gesang dan penyanyi Waljinah pun ikut terlibat dalam deklarasi Harsiarnas di Kota Solo kala itu. Dalam deklarasi itu ditetapkan dua hal penting yang diusulkan kepada pemerintah.
Pertama, mengusulkan agar tanggal 1 April yang merupakan hari lahirnya SRV, ditetapkan sebagai Hari Penyiaran Nasional. Kedua, mengusulkan agar KGPAA Mangkoenagoro VII ditetapkan sebagai Bapak Penyiaran Indonesia.
Melalui deklarasi tersebut, para pelaku penyiaran dan masyarakat Indonesia pun dapat lebih menghargai dan menghormati sejarah penyiaran nasional Indonesia yang berawal dari kota Solo.
Dilansir dari laman detik.com, Tahun ini, merupakan peringatan Hari Penyiaran Nasional yang ke-90 tahun. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat pun menetapkan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai tuan rumah peringatan Hari Penyiaran Nasional 2023.
Sebagaimana dilansir dari Antara, Komisioner KPI Pusat, Mohamad Reza mengungkapkan alasan dipilihnya Kepri sebagai tuan rumah Harsiarnas 2023 dikarenakan daerah setempat sudah lama mengajukan diri sekaligus menyatakan kesiapannya untuk menjadi pusat pelaksanaan peringatan Hari Penyiaran Nasional 2023.
“Salah satu fokus utama yang akan dibahas dalam peringatan Hari Penyiaran Nasional ke-90 tahun 2023, yakni terkait dengan Revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2022 tentang Penyiaran. Jadi, kita ingin mendorong revisi Undang-Undang Penyiaran yang lama, karena sudah tertinggal dengan perkembangan media saat ini,” kata Reza.