Pertempuran Laut Arafuru

Heroisme KRI Macan Tutul: Lambang Perjuangan di Laut Arafuru

Posted on

Pertempuran Laut Arafuru menggambarkan kisah heroik Operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda. Di antara saksi bisu yang menorehkan namanya dalam sejarah, terdapat kapal perang yang menjadi lambang perjuangan, yaitu KRI Macan Tutul. Inilah sejarahnya.

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Macan Tutul terlibat dalam pertempuran Laut Arafuru pada 15 Januari 1962. Meskipun tenggelam bersama sejumlah awak kapal dan Komodor Yos Sudarso, namanya tetap hidup dalam memori bangsa.

Menurut catatan dari Majalah Cakrawala edisi khusus 442 tahun 2019, diterbitkan oleh Dinas Penerangan Angkatan Laut, KRI Macan Tutul, yang dulunya disebut KRI Matjan Tutul, merupakan produk dari Jerman Barat.

Kapal ini memainkan peran penting sebagai alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia, khususnya dalam Satuan Kapal Cepat generasi pertama TNI AL.

Dengan panjang 42,6 meter dan lebar 7,1 meter, KRI Macan Tutul memiliki bobot sekitar 210 ton saat penuh muatan. Mesin diesel Mercedes-Benz MB51B yang kuat, empat baling-baling berdiameter 1,15 meter, dan kemampuan berkelok-kelok di perairan sempit menjadikan kapal ini tangguh.

Kecepatan maksimalnya mencapai 42 knot, setara dengan 77 kilometer per jam, menonjolkan agilitasnya di tengah samudera. Dilengkapi dengan torpedo dan meriam, KRI Macan Tutul dirancang untuk tugas infiltrasi dalam misi Trikora.

Sebelum pelaksanaan Trikora, Indonesia memesan torpedo ke Uni Soviet, mengingat Jerman Barat yang memproduksi KRI Macan Tutul terhalang perjanjian sekutu. Meski torpedo belum tiba saat operasi dimulai, kapal-kapal cepat torpedo, termasuk KRI Macan Tutul, tetap berperan dalam persiapan.

Satgas STC-9 dengan tugas pendaratan pasukan di Vlakke Hoek (Kaimana) menjadi ujian perdana untuk Komando Djenis Kapal Tjepat (Kodjenkat), khususnya Skwadron Kapal Tjepat Torpedo (Skwadkatjepedo).

Pertempuran Laut Arafuru pada 15 Januari 1962 menjadi klimaks, di mana KRI Macan Tutul mengorbankan diri dalam pengabdian kepada tanah air. Sebuah kenangan yang tak terlupakan dari perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *