INKA: Pionir Industri Kereta Api Indonesia

Posted on

Koropak.co.id – PT Industri Kereta Api (Persero), atau yang lebih dikenal sebagai INKA, adalah perusahaan milik negara Indonesia yang bergerak di bidang produksi sarana perkeretaapian. Didirikan pada 18 Mei 1981, INKA awalnya dibentuk untuk mengelola balai yasa lokomotif uap milik PJKA di Madiun. 

Pada 29 Agustus 1981, PJKA resmi mengalihkan pengelolaan balai yasa tersebut kepada INKA, menandai langkah awal transformasi industri perkeretaapian di Indonesia.

Perjalanan produksi INKA dimulai setahun kemudian dengan pembuatan gerbong, dan pada tahun 1985, mereka mulai memproduksi kereta. Tahun 1987 menjadi tonggak penting ketika INKA pertama kali merakit Kereta Rel Listrik (KRL). 

Keberhasilan ini diikuti dengan ekspor pertama gerbong barang ke Malaysia pada tahun 1991. Dengan keahlian yang terus berkembang, INKA memproduksi KRL pada tahun 1994 dan, melalui kerja sama dengan General Electric pada tahun 1996, memproduksi lokomotif pertama yang diekspor ke Filipina.

INKA tidak hanya fokus pada pasar domestik tetapi juga aktif mengeksplorasi pasar internasional. Pada tahun 1998, INKA mengekspor gerbong kricak ke Thailand. 

Keberhasilan ekspor ini berlanjut pada tahun 2006 dengan pengiriman 50 unit kereta ke Bangladesh dan pada tahun 2016 dengan ekspor 150 unit kereta ke negara yang sama. 

Tahun 2021 menandai pencapaian lain dengan ekspor 3 unit lokomotif diesel hidraulik dan 15 unit kereta ke Filipina, serta peluncuran bus listrik merek E-Inobus.

Selain produksi sarana perkeretaapian, INKA juga terus berinovasi. Pada tahun 2015, perusahaan meluncurkan produk pendingin udara kereta dengan merek I-COND. 

Pada tahun 2017, mereka meluncurkan KRL untuk Bandara Soekarno-Hatta, dan pada tahun 2018, meluncurkan Light Rail Transit (LRT) yang akan dioperasikan di Palembang. 

Baca: Sejarah Diresmikannya Jalur Kereta Api Pertama di Indonesia

Tahun 2019, INKA berhasil menyelesaikan produksi rangkaian LRT Jabodebek pertama dan membentuk konsorsium Indonesia Railways Development Incorporated for Africa (IRDIA) untuk mengeksplorasi peluang ekspor ke Afrika.

INKA juga berperan dalam pengembangan transportasi ramah lingkungan dengan memproduksi bus listrik E-Inobus. Pada tahun 2020, perusahaan ini memproduksi 300 unit prototipe E-Inobus yang akan digunakan untuk armada di Kongo.

INKA telah mengembangkan berbagai produk sejak didirikan. Produk pertamanya adalah gerbong barang pada tahun 1982, diikuti dengan kereta penumpang pada tahun 1985. 

Beberapa produk inovatif lainnya termasuk KRL Rheostatik Stainless, kereta api Argo Bromo JS-950, dan kereta api Argo Gede JB-250. Pada tahun 1996, INKA memproduksi lokomotif melalui kerja sama dengan General Electric dan mulai mengekspor ke Filipina.

Pada tahun 2009, INKA memproduksi kereta ekonomi AC plus Non-PSO tahap pertama, yaitu Kereta api Bogowonto. Produksi terus berlanjut dengan berbagai jenis kereta api, termasuk kereta ekonomi premium plus dan kereta eksekutif plus pada tahun 2016, serta KRL untuk Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2017.

INKA juga berperan dalam proyek nasional seperti konsorsium yang dipimpin oleh PT Adhi Karya untuk menggarap proyek monorel di Jakarta. 

Selain itu, INKA merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan GEA (Gulirkan Energi Alternatif) pada tahun 2008, dengan prototipe yang menggunakan mesin dari BPPT dan Rusnas pada tahun 2009.

Dengan dedikasi terhadap inovasi dan kualitas, PT INKA telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terkemuka dalam industri perkeretaapian, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional.

Baca juga: Kisah Panjang Staatsspoorwegen dalam Transportasi Kereta Api

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *