pasukan setan siliwangi

Kisah Pasukan Setan Divisi Siliwangi, Dibentuk Sejak 1947

Posted on

Jelang akhir 2021 kemarin, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerjunkan pasukan khusus yang dikenal dengan nama pasukan Setan dari Divisi Siliwangi ke Papua untuk menumpas Teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Pasukan ini tak diragukan lagi kehebatannya. Memiliki catatan emas dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, sekaligus menumpas berbagai gerakan separatis.

Dihimpun dari berbagai sumber, Pasukan Setan ini pernah berhasil memporak-porandakan penjajah dalam peristiwa Agresi militer Belanda yang terjadi di tahun 1947. Puluhan tentara pejajah “dilumat” tanpa ampun.

Laman historyofcirebon.id menulis, Pasukan Setan tersebut di bentuk di wilayah Cirebon dengan pimpinan pertamanya adalah seorang tentara tampan asal Indramayu yang dikenal licik dan mematikan.

Mulanya, Pasukan Setan ini merupakan Kompi dari Divisi Siliwangi Angkatan Darat yang dibentuk pada 20 Agustus tahun 1947. Kompi ini juga dibentuk atas respon beberapa tentara Jawa Barat atau Pasukan Siliwangi yang muak terhadap agresi militer Belanda.

Akhirnya setelah 3 bulan dibentuk atau tepatnya pada pertengahan November tahun 1947, Pasukan Setan berhasil menunjukan taringnya dengan membunuh 40 prajurit Belanda yang sedang melakukan Agresi Militernya di wilayah Cirebon.

Saat itu, 40 prajurit Belanda tersebut di sergap Pasukan Setan ketika mereka melewati Jembatan Bangkir Indramayu. Tentunya, dengan terbunuhnya 40 prajurit Belanda oleh Pasukan Setan itu merupakan prestasi yang sangat besar.

Sebab sebelumnya, dalam perang mempertahankan kemerdekaan dari gempuran Agresi Militer Belanda, biasanya pihak TNI yang mengalami kekalahan dan kerugian dikarenakan Pasukan Belanda lebih canggih dalam segi persenjatannya.

Sementara itu, terbunuhnya 40 prajurit Belanda juga ternyata membuat geram pihak penjajah, sehingga Belanda pun pada akhirnya mengeluarkan perintah untuk memburu pasukan Setan dan berani membayar mahal kepada siapa saja yang berhasil menangkap komandannya baik hidup atau mati.

Adapun komandan Pasukan Setan yang diburu saat itu adalah seorang tentara asal Indramayu bernama MA Sentot. Saat itu, Pasukan Setan dibentuk oleh MA Sentot dengan tujuan untuk bermain licik dalam berperang melawan Belanda.

Karena jika pada siang hari pasukan ini tidak tampak seperti tentara dan mereka berpenampilan layaknya seperti rakyat biasa. Selain itu, jika melakukan operasi pembunuhan maupun penyergapan, dilakukannya dengan sangat cepat dan rahasia. Sehingga membuat pihak musuh pun tidak menyadarinya.

Diketahui, pemberontakan yang dilakukan DII di Jawa Barat itu dilatarbelakangi kekecewan pasukan Hisabullah dan Fisabilillah terhadap hasil perundingan Renville yang membuat mereka diperintahkan untuk meninggalkan Jawa Barat.

Akibatnya, mulai dari Februari 1948 hingga 4 Juni 1962, mereka pun melakukan pemberontakan yang dimulai dari pengangkatan diri Kartosuwiryo sebagai pemimpun tertinggi DII pada Februari tahun 1948.

Kemudian setelah itu pada 25 Januari 1949, terjadilah pertempuran antara pasukan Divisi Siliwangi dalam hal ini Pasukan Setan yang long march dengan pasukan DII di Malangbong.

Beberapa bulan setelah pertempuran atau tepatnya pada 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).

Pasukan Setan pun melakukan penumpasan dengan berbagai cara mulai dari melakukan pendekatan secara pribadi yang dilakukan oleh Muhammad Natsir (Ketua Masyumi) namun sayangnya mengalami kegagalan.

Selanjutnya dengan melakukan Operasi Pagar Betis yakni strategi militer dengan menyertakan kekuatan rakyat. Strategi itu membuahkan hasil, akibatnya gerakan pasukan DII semakin menyempit.

Di sisi lain, pada 4 Juni 1942, Pasukan Setan berhasil menangkap Kartosuwiryo yang setelah itu dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Angkatan Darat Jawa-Madura.

Kesuksesan Pasukan Setan dalam mempercundangi pasukan Belanda baik dalam Agresi Militer I maupun II serta dalam menor balik pemberontak DII pada masa itu, membuat pasukan ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat.

Maka tidak mengherankan jika Pasukan Setan yang tugas intinya melakukan teror terhadap musuh ini pun keberadaannya dipertahankan hingga kini.

Saat ini, istilah Pasukan Setan sendiri masih digunakan dalam salah satu Kompi di tubuh TNI, khususnya di TNI Agkatan Darat Divisi Siliwangi yang bermarkas di Jawa Barat. Namanya juga menjadi viral selepas pasukan itu diterjunkan untuk menghadapi Teoris OPM yang sering melakukan teror di Papua.

Teror dari Teroris OPM juga memang sudah keterlaluan, selain banyak membunuh TNI/Polri melalui berbagai penyergapan yang dilakukannya, mereka juga tidak segan-segan membunuh orang-orang yang tak berdosa seperti tukang ojek, pekerja jalan raya, guru bahkan anak-anak.

Diterjunkannya Pasukan Setan untuk menghadapi OPM tersebut tentunya menjadi upaya pemerintah yang sangat pas untuk menghadapi teoris OPM. Karena, gerombolan teroris yang suka melakukan teror tersebut, harus dihadapi oleh pasukan TNI yang ahli juga dalam peneroran seperti Pasukan Setan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *