Apakah kalian pernah mendengar tentang keindahan dan kisah mistis di balik Danau Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur?
Danau ini tidak hanya terkenal karena pemandangan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga karena mitos yang menyelimuti, yang mempercayai bahwa tempat ini adalah kampung arwah. Danau Kelimutu memiliki daya tarik yang unik dengan tiga warna airnya yang berbeda: hijau, hitam, dan merah.
Nama “Kelimutu” sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa lokal: “keli” yang berarti gunung dan “mutu” yang berarti panas mendidih. Penamaan ini merujuk pada posisi ketiga danau tersebut yang berada di kawah gunung berapi, yang membuat warna-warnanya terlihat begitu kontras dan memukau.
Bagi kalian yang ingin menyaksikan langsung keajaiban alam ini, Danau Kelimutu terletak di dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu, sekitar 66 km dari Ende.
Perjalanan menuju lokasi ini memakan waktu sekitar 2,5 hingga 3 jam, namun keindahan yang ditawarkan sepadan dengan usaha yang dikeluarkan. Cerita di balik pembentukan Danau Kelimutu penuh dengan legenda dan mitos yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu kisah yang sering diceritakan melibatkan dua anak yatim piatu yang dilindungi oleh seorang wanita bernama Ata Bupu dari seorang penyihir jahat, Ata Polo. Dikisahkan bahwa kedua anak tersebut meminta perlindungan kepada Ata Bupu setelah kehilangan orang tua mereka.
Namun, meskipun telah diperingatkan untuk tidak meninggalkan tempat, mereka tetap diserang oleh Ata Polo yang akhirnya membawa mereka ke dalam pertempuran epik. Dalam pertempuran tersebut, Ata Polo dikalahkan dan akhirnya ditelan bumi, berubah menjadi danau berwarna merah.
Kedua anak yang juga menjadi korban serangan penyihir tersebut akhirnya berubah menjadi danau berwarna hijau, sementara Ata Bupu, setelah pertempuran tersebut, menghilang ke dalam bumi dan meninggalkan danau berwarna hitam di tempat ia terakhir terlihat.
Namun, menurut Maria Matildis Banda dalam artikelnya di “Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal” yang berjudul “Diskursus Keindonesiaan dalam Tonil ‘Rahasia Kelimutu’ Karya Bung Karno: Alih Wahana dari Mitos Danau Kelimutu”, legenda yang dikenal secara luas sebenarnya tidak begitu dikenal oleh masyarakat setempat.
Masyarakat Ende, khususnya dari etnik Lio, lebih percaya bahwa Danau Kelimutu merupakan kampung arwah yang dihormati melalui ritual Pati Ka, sebuah upacara penghormatan kepada arwah yang dipercaya mendiami danau tersebut.
Menurut kepercayaan lokal, setiap warna pada danau memiliki makna tersendiri. Danau berwarna merah, yang disebut Tiwu Ata Polo, dianggap sebagai tempat bersemayamnya arwah orang-orang yang semasa hidupnya sering melakukan perbuatan jahat.
Sementara danau berwarna hijau, atau Tiwu Koo Fai Nuwa Muri, diyakini sebagai tempat arwah manusia yang meninggal pada usia muda. Danau berwarna hitam, atau Tiwu Ata Bupu, dipercaya sebagai tempat berdiamnya arwah para leluhur dan orang tua yang bijaksana.