Koropak.co.id – Pengungsi, istilah yang menggambarkan perjalanan panjang penuh tantangan dan pengorbanan, ketika seseorang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya demi mencari keamanan dan perlindungan di tempat yang tidak dikenal. Mereka adalah simbol dari kekuatan dan ketahanan manusia di tengah cobaan yang tak terbayangkan.
20 Juni, ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Pengungsi Sedunia, memperingati perjuangan jutaan individu yang terdampar dalam konflik, perang, bencana alam, atau penganiayaan.
Awalnya dikenal sebagai Hari Pengungsi Afrika, perayaan ini dinaikkan statusnya menjadi internasional pada tahun 2000 oleh Majelis Umum PBB. Pada 20 Juni 2001, secara resmi diperingati secara global untuk menghormati 50 tahun Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi.
Konvensi tersebut menegaskan serangkaian hak yang esensial bagi para pengungsi, mulai dari hak untuk tidak diusir secara sembarangan hingga hak untuk mendapatkan identitas dan dokumen perjalanan yang mengamankan. Ini adalah jaminan dasar untuk menjaga martabat dan keberlangsungan hidup mereka di tengah ketidakpastian.
Di tahun 2024, tema yang diusung oleh UNHCR, lembaga pengungsi PBB, adalah “Bersama Menuju Masa Depan Lebih Cerah untuk Pengungsi”.
Baca: Sejarah dan Makna Hari Dunia Menentang Pekerja Anak
Tema ini memanggil semua pihak untuk berkolaborasi dalam memberikan dukungan nyata bagi para pengungsi, memastikan mereka tidak hanya bertahan hidup tetapi juga memiliki akses yang layak terhadap pendidikan, perumahan, pekerjaan, dan kebebasan lainnya.
Data terbaru dari PBB menunjukkan bahwa lebih dari 120 juta orang terpaksa hidup sebagai pengungsi di seluruh dunia sejak awal tahun 2023 hingga Mei 2024.
Angka ini mengingatkan kita akan kompleksitas dan urgensi persoalan global ini, yang memerlukan tindakan bersama dari semua negara dan individu untuk memberikan bantuan yang diperlukan.
Hari Pengungsi Sedunia tidak hanya sebuah peringatan, tetapi juga panggilan untuk tindakan. Sebuah momen refleksi atas nilai kemanusiaan yang universal, di mana solidaritas dan empati dapat membentuk masa depan yang lebih baik untuk mereka yang menghadapi krisis yang mengancam hidup mereka.
Baca juga: Menguak Sejarah UNHCR dan Peranannya dalam Krisis Pengungsi Rohingya