Mahapatih Gajah Mada

Menelusuri Asal Usul Mahapatih Gajah Mada

Posted on

Mahapatih Gajah Mada adalah sosok yang sangat terkenal dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam konteks Kerajaan Majapahit. Ia dikenal karena Sumpah Palapa dan perannya dalam menyatukan berbagai wilayah di Nusantara. Meskipun namanya masih bergema hingga kini, asal-usul Gajah Mada tetap dianggap misterius dan menjadi perdebatan di kalangan sejarawan.

Beberapa sumber sejarah memberikan informasi yang berbeda mengenai asal-usul Gajah Mada. Dalam buku Gajah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara, Mohammad Yamin menyatakan bahwa Gajah Mada lahir sebagai rakyat biasa di awal abad ke-14, di daerah aliran Sungai Brantas yang menuju selatan ke dataran Malang, di kaki Pegunungan Kawi-Arjuna.

Namun, dalam kitab Usana Jawa, Gajah Mada dikatakan lahir di Pulau Bali Agung sebelum pindah ke Majapahit. Selain itu, berdasarkan sengkala dalam Babad Gajah Mada, ia lahir pada tahun 1229. Sengkala ini mencantumkan petikan ‘om cri saka warsa jiwa mrtta yogi swaha’, yang berarti ‘selamatlah pada tahun saka jiwa mrtta yogi swaha’, dan jika diterjemahkan, menunjukkan tahun Saka 1221 atau 1229 Masehi.

Menurut kitab Pararaton, Gajah Mada hidup antara 1290 hingga 1368 Masehi. Nama Gajah Mada sudah digunakan sebelum ia menjabat sebagai Patih pada 1319 Masehi di Daha. Gajah Mada juga disebut sebagai bekel pasukan Bayangkara dalam pemberontakan Ra Kuti pada tahun Saka 1241 atau 1319 Masehi.

Meskipun namanya muncul dalam berbagai teks, Gajah Mada tidak disebutkan dalam Babad Gajah Mada, dan kata “gajah” diduga merupakan julukan untuk orang yang kuat. Maka, Gajah Mada dapat diartikan sebagai “orang kuat dari desa Maddha.”

Gajah Mada mulai mengabdi pada Kerajaan Majapahit pada usia 23 tahun pada 1313 Masehi, sebagai prajurit rendah di bawah pemerintahan Raja Jayanegara. Ia diangkat sebagai Patih di Kahuripan setelah berhasil menaklukkan pemberontakan Ra Kuti pada 1319 Masehi, dan dua tahun kemudian, ia diangkat sebagai Patih di Daha Pura.

Berdasarkan The Pakubowono Code, orang tua Gajah Mada adalah Curadharmawyasa dan Nariratih, yang dikenal sebagai Brahmana Curadharmayogi dan Brahmani Patni Nariratih. Namun, dalam kepercayaan Bali yang tercantum dalam Usana Jawa, Gajah Mada tidak memiliki orang tua dan dianggap sebagai jelmaan Sang Hyang Narayana yang keluar dari buah kelapa.

Jejak Gajah Mada dapat ditemukan di sekitar Kota Malang-Singasari, dan berdasarkan informasi mengenai usianya saat menjadi Patih, banyak sejarawan memperkirakan bahwa ia lahir di daerah aliran Sungai Brantas sekitar tahun 1300.

Gajah Mada adalah tokoh yang memiliki dampak besar pada sejarah Indonesia, khususnya dalam konteks Kerajaan Majapahit. Asal-usulnya yang beragam dan kisahnya yang penuh dengan legenda menunjukkan kompleksitas dan kekayaan sejarah bangsa. Sumpah Palapa dan dedikasinya dalam menyatukan Nusantara menjadi warisan yang terus dikenang hingga kini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *