Koropak.co.id – Selain mengunakan nama lokasi, pasar di beberapa daerah di Indonesia pada zaman dahulu menggunakan nama hari seperti Pasar Senen, Pasar Jumat, hingga nama hari dalam Bahasa Jawa seperti Pasar Wage hingga Pasar Kliwon.
Olivier Johannes Raap dalam bukunya “Kota Di Djawa Tempoe Doeloe” menuliskan, di beberapa daerah di Jawa Barat, menggunakan kalender Arab dengan pekan yang lebih panjang yakni 7 hari dan tidak memakai kalender pasaran Jawa dengan satu pekan yang terdiri dari lima hari.
“Dalam kalender Arab, hari Jumat merupakan hari keenam dari pekan. Jumat sendiri berasal dari kata Arab jumu’ah yang berarti ramai. Kata ini pun mengacu pada ibadah umat muslim ke masjid pada hari itu untuk melaksanakan salat Jumat di siang hari,” tulis Olivier.
Olivier menjelaskan, Pasar Jumat seperti yang digelar Jalan Sudirman Purwakarta kala itu digelar setelah waktu salat dan hanya berlaku selama 1 hari itu saja. Kini, los pasar yang berada di sisi timur jalan itu sudah di ganti kompleks perbelanjaan modern.
Selain Jumat, terdapat juga Pasar Senen yang berada di Jalan Pasar Senen Jakarta dan memiliki sejarah yang cukup panjang bahkan sejak abad ke-18.
Saat itu, wilayah di luar Batavia masih berupa hutan liar yang belum dibuka dan dijual oleh VOC kepada pedagang kaya atau tuan tanah sebagai investasi.
Pada tahun 1735, seorang tuan tanah Justinus Vinck mendirikan pasar di wilayahnya Weltevreden. Awalnya hari pasarnya hanya Senen (hari Senin), sehingga masyarakat pun menyebutnya Pasar Senen.
Baca : Begini Kondisi dan Keadaan Pasar Tempo Dulu
Pasar Senen sendiri saat itu menjadi pusat barang-barang dari dalam negeri khususnya sayuran. Seiring berjalannya waktu, kini Pasar Senen sudah berubah menjadi kompleks pertokoan modern.
Di Purwokerto, terdapat Pasar Wage yang memiliki sejarah yang jauh lebih lama. Di pasar itu juga terdapat opas polisi yang rutin patroli demi mencegah terjadinya tindakan pencurian kala itu.
Diketahui, Pasar Wage merupakan pasar tradisional yang terletak di pusat pecinan Purwokerto atau sekitar dua kilometer ke arah timur dari alun-alun. Pasar Wage juga merupakan pusat Kota Lama.
Sebelum kediaman bupati dipindahkan ke kawan Paguwon atau yang menjadi alun-alun saat ini, Pasar Wage dahulunya merupakan alun-alun dan kediaman penguasa saat itu berada di sebelah utaranya. Selain itu, Pasar Wage sendiri sudah ada di lokasi tersebut pada awal abad ke-19.
Saat itu, Pasar Wage hanya ramai di hari Wage saja. Namun dikarenakan pedagang Tionghoa yang menetap di sekitar pasar menyebabkan pasar juga ramai dikunjungi di hari selain Wage.
Di Jalan Raya Pos atau yang kini menjadi Jalan Sudirman di Kudus, tepatnya di depan stasiun kereta api terdapat sebuah pasar yang dibuka di hari ke-15 setiap minggu dalam kalender Jawa yang disebut Pasar Kliwon.
Di depan stasiun kereta api itu, berdiri los pasar kecil. Namun semenjak pembangunan stasiun, pasar pun semakin ramai sehingga membuatnya dibuka setiap hari tanpa mengubah nama Kliwon.
Kini pasar tersebut merupakan pasar grosir terbesar yang ada di Pantura Timur dan dikenal dengan nama Kliwon Trade Center (KTC). Sementara itu, nama Kudus sendiri berasal dari kata Bahasa Arab Al Quds yang berarti kota suci.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini