Sejak lama, kolak diidentikkan dengan bulan Ramadan. Sajian manis ini sel menempati urutan takjil yang wajib ada ketika berbuka. Kolak tidak sulit dibuat atau ditemukan sebab banyak yang menjual.
Berbicara tentang kolak, ternyata tersimpan sejarah dan makna yang mendalam di baliknya, lho. Ada yang beranggapan bahwa asal muasal kolak berkelit kelindan dengan metode dakwah agama Islam.
Konon, ketika masyarakat Jawa belum mengenal ajaran Islam dengan baik, para ulama kemudian memilih metode yang sederhana dan mudah, yakni dengan media makanan.
Uniknya, terdapat sejumlah filosofi yang dalam tentang sajian manis ini. Kolak konon merujuk pada Khalik yang berarti Sang Pencipta atau Allah Ta’ala.
Mengingat anggapan tersebut, mencuat hipotesis bahwa kolak kemungkinan berasal dari Timur Tengah. Selain Islami, orang-orang Timur Tenagh pun diketahui senang dengan makanan manis.alu.
Tetapi, seorang arkeolog Puslit Arkenas, Titi Surti Nastiti, berpendapat bahwa kolak telah ada dalam naskah maupun prasasti Jawa Kuno. Namanya kilang, minuman dari sari tebu yang digemari masyarakat dari berbagai kelas dan mungkin saja kolak adalah versi lain dari minuman tersebut.
Meskipun secara etimologi, dalam bahasa Jawa pun terdapat istilah yang mendekati kolak. Adalah kula, yang artinya kawanan atau kumpulan. Sehingga apabila merujuk pada kata ini, kolak dapat diartikan sebagai sekumpulan bahan makanan yang berkumpul jadi satu.
Terlepas dari benar atau tidaknya hipotesis dan pendapat tersebut, tidak dapat mengubah cita rasa dan filosofi terkait sajian ini.
Isian kolak umumnya menggunakan pisang kepok. Kata kepok dikaitkan dengan istilah kapok, yang dalam bahasa Jawa berarti jera. Sehingga makanan ini menjadi pengingat diri untuk segera bertaubat kepada Allah.
Selain pisang, terdapat pula telo pendem atau ubi jalar. Kata pendem merujuk pada filosofi bahwa manusia wajib mengubur semua kesalahan yang telah diperbuat dan melanjutkan hidup di jalan yang diridhai Allah.
Kuah kolak yang biasa terbuat dari santan juga merujuk pada kata santen, dimana kata tersebut adalah kependekan dari pangapunten (permohonan maaf). Secara tidak langsung, kudapan ini mengingatkan manusia untuk memohon maaf atas kesalahannya.*