Arsitektur Ruko

Sejarah dan Evolusi Ruko di Indonesia

Posted on

Rumah toko, atau ruko, telah menjadi bagian integral dari perekonomian masyarakat Indonesia. Di balik bangunan ini tersimpan sejarah panjang yang erat kaitannya dengan kedatangan pedagang Tionghoa ke Nusantara.

Menurut Adrian Perkasa, Dosen Departemen Ilmu Sejarah di Universitas Airlangga, arsitektur ruko ini diperkenalkan oleh masyarakat Tionghoa dari China Selatan, khususnya dari Provinsi Fujian. Ia menjelaskan bahwa bangunan yang dikenal sebagai Teng-a-kha di Taiwan diadaptasi dari model yang sama, mengingat mayoritas imigran Taiwan juga berasal dari Fujian.

Konstruksi ruko di Indonesia mirip dengan yang ada di Malaka dan Georgetown, dibangun di atas sebidang tanah dengan ukuran tertentu. Ciri khas ruko termasuk:

  • Lantai pertama sering dimundurkan.
  • Lantai kedua biasanya lebih lebar untuk memberikan peneduh.
  • Bangunan berbentuk persegi panjang tanpa gerbang seperti pada rumah.

Konsep Ruko Pertama di Indonesia

Menurut Kris Aji Aw, seorang sejarawan dari Gresik, konsep ruko pertama di Indonesia muncul di Gresik. Ruko di Jalan HOS Cokroaminoto, yang berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus berdagang pada zaman Kolonial Belanda, dianggap sebagai ruko pertama di Indonesia, dibangun antara tahun 1890 hingga 1902.

Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Devin Defriza Harisdani dan rekan-rekannya dalam penelitian mereka tentang Identitas Fungsi Ruko Kesawan. Mereka mencatat bahwa perkembangan ruko sudah ada di Bandung pada abad ke-19, yang dipelopori oleh saudagar besar. Di Bandung, lahan depan digunakan untuk toko, sementara bagian belakang untuk hunian.

Seiring dengan meningkatnya harga tanah, lahan ruko sering dibagi dan fungsi hunian ditingkatkan. Meskipun ruko telah menjamur di berbagai kawasan, dari perekonomian hingga perumahan, sebagian masih mempertahankan ciri klasiknya.

Pembangunan ruko yang tak terkendali telah menimbulkan perdebatan mengenai kemanusiaan dan identitas lingkungan di sekitarnya. Banyak yang mempertanyakan dampak dari perkembangan ruko terhadap tata ruang dan lingkungan hidup, serta bagaimana menjaga nilai-nilai budaya yang melekat pada bangunan ini.

Ruko bukan hanya sekadar bangunan komersial, tetapi juga merupakan cerminan sejarah dan budaya yang kaya. Dari pengaruh Tionghoa hingga adaptasi lokal, ruko telah bertransformasi seiring waktu, menciptakan tantangan baru dalam konteks urbanisasi dan pelestarian budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *