Pertempuran 9 November 1945: Banjarmasin Melawan Pendudukan Belanda

Posted on

Koropak.co.id – Selama masa Revolusi Fisik, antara tahun 1945 hingga 1949, bangsa Indonesia menjalani perjuangan epik mempertahankan kemerdekaan yang dinyatakan pada 17 Agustus 1945. Periode bersejarah ini dimulai saat Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia Kedua dan sekutu, termasuk tentara Inggris, hadir di Indonesia.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang menggetarkan hati seluruh bangsa dan dunia, disambut dengan antusias oleh rakyat Indonesia. Namun, kehadiran pasukan sekutu dan Belanda membuka babak baru dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Awalnya, perlawanan rakyat Indonesia ditujukan kepada tentara Jepang yang enggan menyerahkan senjatanya. Namun, seiring dengan masuknya pasukan sekutu dan Belanda, perlawanan sengit bangsa Indonesia berubah menjadi perjuangan melawan kedua kekuatan tersebut.

Salah satu momen penting terjadi di Banjarmasin pada 9 November 1945. Saat pasukan Australia tiba di Banjarmasin, tentara Belanda juga muncul dengan tujuan merebut kendali. Orang Australia justru mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menyebarkan selebaran yang mendukung pernyataan kemerdekaan.

Namun, pihak Belanda merespon keras. Mereka memaksa pemimpin Indonesia untuk menandatangani pernyataan yang menunjukkan tanggung jawab atas tindakan merugikan warga Belanda, warga Indonesia-Belanda, atau bahkan tindakan sabotase politik.

Baca: Tanggal Ini, Sultan M.Seman Terbunuh dalam Perang Banjar

Perlakuan ini mendorong pemimpin Indonesia untuk membentuk organisasi yang lebih radikal, seperti Barisan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan (BPRIK), yang dipimpin oleh tokoh seperti Hadhariyah M. dan A. Ruslan. Organisasi ini bergabung dengan organisasi lain yang juga memperjuangkan kemerdekaan.

Pada tanggal 1 November 1945, pemuda yang menghadapi tekanan dari pihak Belanda mengeroyok orang Belanda yang mencopot selebaran kemerdekaan. Pertikaian semakin meningkat ketika Belanda menangkap para pemuda yang dicurigai.

Pertempuran besar terjadi pada 9 November 1945. BPRIK mempersiapkan serangan terhadap pos militer Belanda di Banjarmasin. Pertempuran ini terjadi dengan persenjataan yang minim dan menelan korban jiwa sebanyak sembilan orang. 

Pertempuran juga pecah di beberapa wilayah lain. Walaupun perjuangan mereka sangat gigih, pemuda Indonesia akhirnya diserahkan kepada militer Belanda karena kekuatan Belanda yang lebih besar.

Untuk mengenang pengorbanan rakyat Banjarmasin dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, didirikan sebuah tugu yang mencatat nama sembilan pejuang yang gugur dalam pertempuran tersebut. Dinding relief perang juga mengabadikan peristiwa bersejarah ini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Tragedi Berdarah “Jumat Kelabu”, Peristiwa Kelam Pemilu 1997 Banjarmasin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *