Sebelum ada bra, kaum wanita zaman dulu banyak yang menggunakan korset. Bentuknya dianggap ideal, yaitu dengan dada yang menonjol di atas pinggang kecil.
Sebenarnya, penggunaan korset sendiri tidak nyaman dikarenakan menekan bagian payudara. Namun bagi sebagian kalangan, korset justru lebih sehat.
Ada pengaruh budaya seiring perkembangan zaman. Korset tetap selalu digunakan banyak wanita.
Jika melihat asal muasal bra atau BH, kemunculannya diduga terjadi pada tahun 1917. Menurut NPR, kala itu sebagian besar kerangka korset terbuat dari logam yang diperlukan untuk amunisi dan perlengkapan militer lainnya.
Dewan Industri Perang Amerika Serikat pun lantas meminta wanita Amerika untuk berhenti menggunakan korset besi. Tak berselang lama, bra modern akhirnya berhasil diciptakan dan membebaskan wanita dari korset logam.
Berdasarkan sumber lain, sejarah bra berasal dari zaman Yunani kuno, ketika para wanita saat itu menggunakan kain linen di payudara lalu mengikatnya di belakang.
Pada masa itu juga banyak wanita yang mengenakan ikat dadanya agar terlihat berisi serta memusatkan perhatian pada lekukan pinggul.
Di Asia, wanita juga telah mengenakan pakaian yang fungsinya sama seperti bra.
Dilansir dari The Exploress, penyebutan pertama bra di India berasal dari tulisan-tulisan dari abad ke-1 Masehi. Seperti di China kuno ada beberapa benda yang penggunaannya seperti bra.
Namanya Xieyi, merupakan pakaian dalam dengan gaya tunik yang dikenakan pada Dinasti Han sekitar 200 Sebelum Masehi dan moxiong atau pakaian one-piece yang dikenakan sekitar 500 Masehi.
Sementara itu, pada tahun 1889, Herminie Cadolle dari Perancis berhasil membuat bra modern pertamanya. Namun saat itu masih belum disebut bra, Cadolle membuat pakaian berupa korset tradisional yang dipotong menjadi dua.
Di tahun itu juga Cadolle pada akhirnya mematenkan penemuannya dan menunjukkannya di pameran.
Perusahaan pun mengklaim bahwa Herminie berhasil membebaskan wanita dari penyiksaan penggunaan korset dengan menciptakan bra pertamanya.
Pada tahun 1905, bagian atas dari bra tersebut dijual terpisah dengan sebutan soutien-gorge, nama bra yang masih dikenal di Prancis.
Selain itu dia juga memperkenalkan penggunaan kain elastis untuk bra. Sehingga sejak saat itulah bra terus berkembang dan berbagai desain dibuat agar wanita nyaman mengenakannya.
Berbicara mengenai bra, tentunya erat kaitannya dengan peringatan Hari Tanpa Bra atau No Bra Day yang setiap tahunnya di peringati pada 13 Oktober.
Dalam peringatannya, wanita didorong untuk tidak mengenakan bra sebagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran wanita akan bahaya gejala kanker payudara dan mengingatkan para wanita untuk menjalani pemeriksaan diri secara teratur.
Dikutip dari National Today, Hari Tanpa Bra juga sekaligus menjadi kesempatan bagi banyak organisasi yang mengumpulkan donasi untuk penelitian. Pada awalnya, Hari Tanpa Bra hanya diperingati di Toronto, Kanada, setiap 19 Oktober 2011.
Bahkan sebelum menjadi Hari Tanpa Bra, kala itu namanya adalah Hari BRA yang dicetuskan oleh Dr. Mitchell Brown.
Hari BRA diperingati untuk meningkatkan kesadaran bagi wanita yang menjalani mastektomi dan mendorong pemeriksaan diri terhadap kanker payudara.
Di sisi lain, penggunaan bra juga memiliki manfaatnya tersendiri mulai dari melindungi payudara, sebagai penyangga payudara, membuat elastisitas payudara menjadi terjaga bahkan terkadang bisa membnuat seseorang lebih percaya diri.