Koropak.co.id – Insustri gula mengalami percepatan dan perkembangan yang pesat sejak pertama dimurnikan pertama kali di India.
Sebagaimana segala sesuatu yang mengalami pembaruan, gula juga telah berkembang dengan munculnya sakarin, sebagai pemanis buatan.
Namun, tahukah kamu bahwa asal muasal pemanis buatan ini justru berakar dari kecelakaan di laboratorium?
Adalah Ira Remsen, seorang profesor, yang telah banyak melakukan penelitian terkait senyawa asam sulfobenzoat.
Sebelumnya, semasa studi di University of Gottingen, Remsen telah mempelajari oksidasi isomer toluena dan banyak menerbitkan makalah terkait senyawa-senyawa tersebut.
Maka sekembalinya dia ke Amerika Serikat tahun 1876, Remsen membawa serta ide-ide tersebut. Dia yang saat itu bekerja di Laboratorium Universitas Johns Hopkins, melakukan penelitias terkait oksidasi asam sulfobenzoat termetilasi.
Tahun 1877, Constantin Fahlberg, seorang ahli kimia dipekerjakan oleh Perusahaan Impor Perot H.W di Baltimore untuk menganalisa pengiriman gula. Secara kebetulan, Remsen pun bekerja di perusahaan yang sama untuk membuat laboratorium bagi Fahlberg.
Mereka kemudian bersama-sama melakukan penelitian. Hingga pada 1878, Fahlberg pulang ke rumah dan lupa mencuci tangan saat menyantap makan malam. Kue rolls, sebagian sumber menyebut menu yang disantap ialah roti, yang dicicipi Fahlberg terasa lebih manis.
Baca : Sejarah Bakpia Yogyakarta, Hasil Akulturasi Perpaduan Dua Budaya
Saat dikonfirmasi kepada istrinya, istri Fahlberg mengaku tidak memasukkan gula ke dalam menu tersebut. Fahlberg seketika mengingat jika dia lupa mencuci tangan setelah sebelumnya telah berkutat dengan arang dan tembakau di laboratorium Remsen.
Fahlberg kembali ke laboratorium dan mencicipi peralatan di sana. Remsen dan Fahlberg pun kemudian terus meneliti rasa senyawa hingga tercipta komposisi sulfinida benzoat (C7H5NO3S) atau sakarin.
Bubuk kristal sakarin ini 300-500 kali lebih manis dari gula, tetapi tidak mengandung kalori. Sayangnya, penemuan mereka tidak begitu populer dibanding penemuan gula sebelumnya, walaupun sudah diberi tulisan ‘lebih manis daripada gula’.
Hingga Perang Dunia I, persediaan gula sangat terbatas dan sakarin kemudian dijadikan sebagai makanan makanan diet.
Tahun 1884, Fahlberg tidak lagi bekerja di laboratorium Remsen dan mengajukan hak paten di Jerman dan Amerika atas metode produksi sakarin, tetapi tanpa memberi tahu Remsen, sang penemu awal sakarin.
Bahkan dua tahun setelahnya, Fahlberg kembali mengajukan hak paten yang mana mengklaim dirinya sebagai ilmuwan tunggal yang menemukan sakarin. Remsen yang mengetahuinya memprotes Komunitas Kimia.
Tetapi, metode produksi yang telah dipatenkan sebelumnya membuat Fahlberg berhasil membuat toko di New York dengan jumlah produksi sebanyak 5 kg per hari. Fahlberg memproduksi sakarin dalam bentuk bubuk kristal dan pil.
Saat itu, sakarin diresepkan oleh dokter untuk mengatasi mual, kegemukan, serta sakit kepala sebagai pengganti penggunaan gula tebu.
Tetapi, sebuah studi di tahun 1977 menunjukkan bahwa sakarin dapat menyebabkan kanker ketika diuji pada hewan. Hal itulah yang menyebabkan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menetapkan moratorium untuk penggunaan sakarin, yang mana moratorium tersebut baru dicabut di tahun 1991.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini