Sejarah Cikal Bakal Lahirnya Hari Korps Wanita Angkatan Darat

Posted on

Koropak.co.id, Jakarta – Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD). Diketahui, pembentukan KOWAD sendiri diilhami dari hasil perjuangan para Pahlawan Wanita Indonesia yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan usaha para pendahulu untuk meraih kemajuan bagi kaum wanita.

Oleh karena itulah, pada 1959-an, Asisten 3 personel, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Kolonel Dr. Soemarno menyampaikan gagasannya tentang penggunaan tenaga militer wanita.

Tenaga militer wanita itu nantinya akan diberi penugasan di bidang-bidang tertentu yang membutuhkan ketelitian, ketekunan, kesabaran, dan sifat-sifat keibuan yang menjadi kodrat wanita untuk lebih mencapai afiliasi organisasi. 

Gagasan Soemarno ini yang menjadi cikal bakal lahirnya Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD). Awalnya, upaya Soemarno dalam mengajukan ide tentara wanita ini tidak disambut baik oleh banyak pihak karena dianggap belum terlalu dibutuhkan.

Akan tetapi, usulan Soemarno justru dipandang antusias oleh dua petinggi KSAD, yakni Ahmad Yani yang kala itu menjabat sebagai Asisten II/Operasi dan Gatot Subroto sebagai Wakil KSAD. Terlebih lagi, saat itu Presiden Soekarno juga mendukung peran aktif perempuan untuk menjadi bagian dari aksi revolusi.

Di sisi lain, meskipun usulan Soemarno juga menuai pro dan kontra, akan tetapi gagasan yang disampaikannya itu tergolong kuat. Sebab, gagasannya berlandaskan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 30 yang menyatakan bahwa setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. 

Sehingga, untuk menindaklanjuti usulan tersebut, maka pada 23 Maret 1960-an, dibentuklah tim penasihat pembentukan satuan wanita di Angkatan Darat. Menariknya lagi, pembentukan tim ini juga tidak terlepas dari perjuangan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) yang melakukan negosiasi dengan memformalkan masuknya tentara perempuan ke dalam angkatan bersenjata. 

Berdasarkan hasil musyawarah tim tersebut, pada 21 Desember 1960, diterbitkan Surat Keputusan Men/Pangad Nomor Kpts-1056/12/1960 yang mengesahkan pendirian Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD). Kemudian setelah itu, tanggal 22 Desember 1960 pun secara resmi ditetapkan sebagai Hari lahirnya KOWAD.

Baca: 16 Desember, Sejarah Hari Akademi TNI

Akan tetapi menurut pts-1047/8/1962 tanggal 8 Agustus 1962, hari lahirnya KOWAD ditetapkan setahun berikutnya, yakni pada 22 Desember 1961, atau bertepatan juga dengan perayaan Hari Ibu.

Winna Wijayanto dalam “Kongres Wanita Indonesia ke-XII dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Wanita di Indonesia Tahun 1961-1964 (2017: 570)” menyatakan, dalam kongres KOWANI ke-12, alasan dibalik lahirnya KOWAD bahwa kaum wanita Indonesia sesuai dengan kodratnya harus melaksanakan perjuangan bersama-sama dengan kaum laki-laki dalam menyelesaikan Revolusi Nasional.

Akan tetapi berdasarkan negosiasi KOWANI, tentara perempuan ini hanya dipekerjakan pada posisi yang memperhatikan sifat-sifat kewanitaan mereka. Anggota KOWANI yang mewakili perempuan pada kongres tersebut, yang dipimpin oleh Maria Ulfah, Memet Tanumijaya, Burdah Yusupadi, Mahmudah Mawardi, dan Hurustiati Subandrio, menyatakan bahwa perempuan cocok untuk peran-peran yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan insting keibuan. 

Sementara bertempur, tidak sesuai dengan kodrat perempuan untuk melahirkan, memelihara dan merawat. Hasilnya, pada masa itu pun KOWAD hanya bertugas untuk merawat tentara yang sakit, membuat dapur umum untuk medan tempur, menjahit seragam, serta mendistribusikan senjata dan informasi. 

Tak hanya itu saja, mereka juga ditugaskan secara profesional di bidang non-tempur, seperti mengurus administrasi, mendukung perwira tinggi dalam pertemuan dan protokol, mengajar bahasa asing, serta menjaga kesejahteraan dan kondisi sosial institusi militer. 

Hendro Subroto dalam tulisannya “Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando (2009: 315)” menuliskan bahwa Danjen Kopassus saat itu, Prabowo Subianto sedang mengejar target pemekaran militer. 

Sehingga, sejak 1995 s.d 1996 pada masa pemekaran itu, KOWAD pun diangkat menjadi anggota baret merah yang juga bertugas untuk memanggul senjata. Padahal, tak ada pasukan elit terkenal dunia lainnya yang merekrut anggota perempuan di dalamnya.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *