Koropak.co.id – Celana pendek memang identik sekali dengan underwear dan bagi sebagian masyarakat sering dianggap terlalu seksi dan kurang sopan.
Namun jika napak tilas penggunaan celana pendek di Indonesia, sepertinya ukuran celana pendek di masa lalu justru terlihat jauh lebih pendek dibandingkan dengan masa sekarang ini. Kamu sendiri bisa menemukan perbedaannya itu pada pakaian olahraga seperti balap lari dan sepakbola.
Dilansir dari berbagai sumber, jika dilihat dari sejarahnya, celana pendek ini pertama kalinya diperkenalkan oleh perancang busana terkenal asal Prancis, bernama Yves Henri Donat Mathieu Saint Laurent atau yang lebih dikenal dengan Yves Saint Laurent pada tahun 1970-an.
Setelah diperkenalkan, celana pendek itu pun kemudian menjadi sangat populer di dunia hingga sampai ke Indonesia.
Perancang busana dan aktris film Baby Karnadi Huwae juga menyebutkan bahwa penyanyi, pemain film, sekaligus model, Marjolien Tamajong atau yang lebih dikenal dengan nama Rima Melati, adalah pionir celana pendek di Indonesia.
“Rima Melati merupakan pionir celana pendek di Indonesia, dikarenakan pada masa itu Ibunya yang bernama Non Kawilarang juga merupakan seorang perancang busana terkemuka,” sebutnya.
Sementara itu, berdasarkan Kamus Mode Indonesia, Non Kawilarang atau yang bernama asli Adriana Paula Adeline Kawilarang ini sendiri diketahui merupakan salah satu pelopor industri mode di Indonesia. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa Rima Melati mengenal celana pendek tersebut dari sang ibunda.
Melihat dari sejarahnya, celana pendek ini sebenarnya adalah sebuah bentuk protes terhadap mode mini, maxi, dan midi. Mode mini sendiri merupakan pakaian wanita berupa rok atau gaun pendek di atas lutut yang populer pada tahun 1960-an sebagai bagian dari revolusi mode.
Sedangkan maxi adalah pakaian wanita berupa rok atau gaun sepanjang mata kaki atau lebih dan populer pada tahun 1970-an.
Beda mini dan maxi, beda juga midi. Untuk Midi sendiri adalah pakaian wanita berupa rok atau gaun sepanjang setengah betis. Sementara untuk celana pendek, merupakan revolusi dari pakaian wanita yang menuju lebih modern jika dibandingkan dengan mini, midi, dan maxi.
Baca : Sejarah Awal Kemunculan Kaos Oblong atau T-Shirt
Pada awal kemunculannya di Indonesia, celana pendek itu dikenal juga dengan istilah celana katok alias celana dalam. Warna kuning pun menjadi warna celana pendek yang paling populer pada saat itu.
Kepopuleran celana pendek pada saat itu juga hanya terbatas di kota-kota besar saja seperti di Jakarta, Bandung, Medan, Manado, dan Makassar.
Perkembangan celana pendek itu pun kemudian terhambat dikarenakan adanya keberatan sejumlah organisasi wanita, baik itu dari sisi moral maupun keamanan pemakaiannya. Penggunaan celana pendek pada masanya juga tidak langsung membuat semua orang tertarik untuk menggunakannya.
Salah satu istri Presiden Soekarno atau Bung Karno, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi juga diketahui pernah menolak untuk menggunakan celana pendek pada saat berada di Paris dan memilih menggunakan midi, maxi, kimono Jepang, atau kebaya Indonesia.
Padahal saat itu Paris sendiri sedang musim panas dan semua orang menggunakan celana pendek atau rok mini. Menurut Ratna, celana pendek tersebut hanya sesuai untuk wanita bertubuh langsing dan berkaki panjang.
Tapi itu dulu, karena jika melihat sekarang ini banyak wanita Indonesia dengan berbagai bentuk tubuh, terlihat sangat percaya dalam menggunakan celana pendek di tempat umum.
Celana pendek itu pun kemudian berubah dari salah satu pakaian sexy menjadi pakaian sehari-hari. Bahkan ada juga yang menggunakan celana pendek untuk aktivitas berolahraga. Meskipun begitu, jangan salah juga kaum pria pun saat ini banyak yang menggunakan celana pendek.
Selain itu, mengenai persepsi penggunaan celana pendek itu dinilai sopan atau tidaknya, semuanya kembali kepada pemikiran masing-masing. Entah itu ingin melihat celana pendek secara positif sebagai perkembangan mode, atau secara negatif.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini