Sebuah sejarah panjang PT Pos Indonesia yang berakar hingga zaman VOC. Pada tahun 1746, pada masa VOC yang berkuasa di Hindia Belanda (Indonesia), Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff memulai perjalanan ini dengan mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta).
Inisiatif ini muncul sebagai tanggapan terhadap wabah malaria pada 1733 dan tragedi pembunuhan besar-besaran terhadap orang Cina pada 1740, yang merugikan perdagangan.
Van Imhoff mencari solusi dengan membentuk badan-badan untuk memperlancar pelayaran dan perdagangan, termasuk melalui layanan pos.
Dilansir dari berbagai sumber, jaringan pos tumbuh mengikuti perkembangan zaman kolonial. Kantor pos kedua dibangun di Semarang, membentuk jalur perhubungan pos antara dua kota besar tersebut melalui rute melalui Karawang, Cirebon, dan Pekalongan.
Dibukanya Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada 1808-1811 memperluas akses distribusi informasi di Hindia.
Terusan Suez yang dibuka pada 1869 dan perkembangan kapal uap membuat jasa pos semakin penting. Saat telepon berkembang, pos udara menjadi pilihan untuk mengirim surat.
Pada 1906, Jawatan Pos dan Telegraf menjadi badan usaha milik pemerintah, dan pada 1931, menjadi perusahaan negara kolonial. Penguasaan Belanda atas telekomunikasi di Indonesia berakhir pada 1942 setelah Jepang mengambil alih wilayah Indonesia selama Perang Dunia II.
Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Jawatan PTT (Pos, Telegraf, dan Telepon) diambil alih oleh Republik Indonesia. Pada tahun 1961, Jawatan PTT menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berganti nama menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Kemudian, pada tahun 1965, PN Postel dibagi menjadi dua entitas, yaitu PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi.
Pada tahun 1978, selama masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, institusi pos berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro.
Kemudian pada 20 Juni 1995, statusnya berubah lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT), dan sejak itu, dinamai PT Pos Indonesia (Persero), sementara PN Telekomunikasi dikenal sebagai PT Telkom.
Melalui perjalanan yang panjang dan berliku ini, PT Pos Indonesia terus berkembang menjadi perusahaan yang menyediakan berbagai layanan kurir, logistik, dan transaksi keuangan di era modern.
Sebuah sejarah yang mengingatkan kita akan pentingnya jasa pos dalam menghubungkan masyarakat di seluruh negeri dan dunia.