Perubahan sosial budaya ternyata dapat disebabkan oleh beberapa unsur tertentu dalam masyarakat yang dianggap tidak memuaskan dan tidak relevan lagi. Perubahan tersebut dapat terjadi demi menggantikan faktor lama atau yang disebut juga dengan faktor internal yang berkembang di dalam masyarakat.
Lalu, apa saja yang menjadi penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat?
Pada dasarnya, perubahan sosial budaya itu sendiri terbagi menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Diketahui, faktor eksternal merupakan pemicu pada perubahan dari luar masyarakat yang mengharuskannya untuk menyesuaikan diri terhadap faktor tersebut.
Sementara untuk penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat sebagaimana dilansir dari detik.com terbagi menjadi 7 faktor. Berikut ketujuh faktor internal yang menjadi pemicu perubahan sosial budaya dari dalam masyarakat, Ahad 12 Desember 2021:
1. Masalah Kependudukan
Penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat berkaitan dengan demografi, yaitu masalah kependudukan. Adanya perubahan situasi, jumlah dan perpindahan penduduk, hal itu menyebabkan terjadinya penyesuian sarana dan prasarana kependudukan. Akibatnya faktor ini jugalah yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya.
Contohnya seperti angka kelahiran dan perpindahan penduduk, hal itu bisa mendorong penyediaan pemukiman sederhana, pembangunan rumah susun, sarana dan prasarana jalan, peningkatan sarana-sarana pendidikan, penyediaan kebutuhan sandang, dan perhatian terhadap tingkat kesehatan masyarakat.
2. Munculnya Penemuan Baru: Inovasi, Invention dan Discovery
Inovasi merupakan proses sosial budaya besar yang bisa terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Diketahui inovasi sendiri bisa mendorong proses diterimanya unsur budaya baru yang kemudian diterapkan di tengah masyarakat. Sementara Discovery, merupakan penemuan unsur kebudayaan baru, baik itu alat maupun gagasan tehadap fenomena sosial dan alam.
Discovery sendiri baru bisa menjadi invention ketika seorang pencipta membuat penemuannya tersebut diakui, diterima dan diterapkan. Contoh discovery yaitu saat S. Marcus pada tahun 1875 berhasil menghubungkan motor gas dengan kereta, sehingga tidak perlu ditarik kuda lagi. Sedangkan invention yaitu saat mobil ciptaannya itu diterima dan digunakan masyarakat sebagai alat transportasi penting bagi manusia.
3. Adanya Pertentangan atau Konflik
Konflik atau pertentangan, baik secara individu maupun antar kelompok dapat mendorong perubahan struktur dan sistem di masyarakat. Contohnya saja seperti konflik antar etnis di Sambas, Kalimantan Barat yang mengubah struktur dan sistem masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.
Perbedaan antara generasi muda dan tua juga dapat memicu konflik. Hal itu dikarenakan generasi tua pada umumnya dapat mempertahankan tradisi yang sudah ada, sementara generasi muda itu berusaha untuk mengubah tradisi dengan menyerap unsur kebudayaan baru.
4. Keinginan untuk Berubah
Keinginan manusia untuk berubah sendiri merupakan dasar dari terjadinya perubahan dalam masyarakat. Keinginan tersebut bisa muncul dikarenakan rasa ingin tahu yang besar atau ideal curiousity pada diri manusia.
5. Keinginan untuk Berprestasi
Keinginan untuk berprestasi juga ternyata bisa menjadi pendorong manusia untuk melakukan perubahan dalam dirinya. Sehingga dengan demikian, membuat prestasi yang ditargetkannya itu dapat tercapai.
6. Adanya Motivasi untuk Berubah
Perlu diketahui bahwa keinginan manusia untuk berprestasi dan berubah itu pada dasarnya berangkat dari sebuah motivasi. Adanya motivasi untuk berubah ini nantinya akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Contohnya seperti, seseorang yang termotivasi untuk bisa memanfaatkan barang bekas agar bisa didaur ulang (recycle) dan dapat menciptakan barang baru yang lebih kreatif.
7. Sistem Lapisan Masyarakat yang Terbuka
Masyarakat yang terbuka juga dapat lebih mudah dalam menyerap dan mempelajari unsur kebudayaan yang baru. Dengan demikian, perubahan sosial budaya itu pun akan lebih mudah terjadi di masyarakat.