Perang Dunia II di kawasan Pasifik menyisakan jejak yang mendalam di Kepulauan Indonesia, termasuk tenggelamnya kapal induk pertama Amerika Serikat, USS Langley. Kapal bersejarah ini tenggelam di selatan Kota Cilacap pada tanggal 27 Februari 1942.
Nama USS Langley diambil dari Samuel P. Langley, seorang mantan asisten profesor di US Naval Academy. Kapal ini, yang dikenal dengan julukan “Covered Wagon,” berlayar dalam berbagai misi pertempuran sepanjang Perang Dunia II.
Saat Jepang menyerang Pearl Harbor, USS Langley dievakuasi ke Balikpapan dan kemudian tiba di Darwin, Australia pada 1 Januari 1942. Sejak 11 Januari 1942, Langley terlibat dalam patroli anti kapal selam bersama angkatan udara Australia di lepas pantai Darwin.
Kapal ini kemudian ditugaskan untuk mengangkut 32 unit pesawat P-40 Warhawk ke Cilacap, Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih sebagai titik evakuasi untuk personel tentara Sekutu dan warga Belanda.
Setelah lima hari perjalanan, USS Langley mendekati pelabuhan kecil di dekat Pulau Nusakambangan, namun tidak sempat berlabuh. Pada siang hari, kapal ini menjadi sasaran serangan oleh sembilan pesawat pembom Jepang jenis Aichi D3A.
Meskipun serangan pertama dan kedua meleset, serangan ketiga menghantam Langley dengan lima ledakan hebat yang menyebabkan kebakaran, kerusakan pada kemudi, dan mesin yang dibanjiri air laut.
Dalam keadaan tak berdaya, kapal ini terjebak miring dan perintah untuk meninggalkan kapal dikeluarkan pada pukul 13.32. Kapal pengiring USS Whipple kemudian menembakkan sembilan peluru kaliber 4 inci dan dua torpedo ke arah Langley untuk memastikan kapal tersebut tidak jatuh ke tangan musuh.
Akibatnya, USS Langley tenggelam ke dasar laut. Temuan bangkai kapal ini akhirnya terungkap pada tahun 2023. Penemuan ribuan amunisi, termasuk kaliber 12,7 milimeter, mengindikasikan bahwa kapal tersebut adalah kapal induk mini yang dapat mengangkut pesawat.
Amunisi ini, yang biasanya digunakan pada pesawat Amerika seperti P-40, mendukung klaim bahwa kapal ini adalah USS Langley. Pihak berwenang, dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Bambang Subeno dari Lanal Cilacap, saat ini sedang meneliti lebih lanjut asal-usul amunisi tersebut dan menyelidiki lokasi bangkai kapal.
Tim khusus dari Puskopaska akan melanjutkan penyelaman untuk mendapatkan fakta tambahan dan menentukan langkah-langkah selanjutnya berdasarkan hasil penyelaman tersebut.