pembalut wanita

Awal Mula Ditemukannya Pembalut, Kebutuhan Wanita Setiap Bulan

Posted on

Setiap bulannya semua wanita pasti akan mengalami menstruasi. Hal ini diakibatkan karena ovulasi pelepasan sel telur yang tak dibuahi. Maka dari itu, setiap perempuan pasti mengalami haid tiap bulannya dan mengeluarkan darah. Darah tersebut jika tidak ditampung, maka akan menyebar kemana-mana.

Oleh karena itu, pembalut menjadi solusi bagi setiap wanita yang sedang mengalami haid. Menariknya, sebagian besar wanita saat ini masih kurang mengetahui dari mana awal sejarah pembalut yang sudah menjadi teman mereka setiap bulannya.

Berdasarkan sejarahnya, diyakini bahwa awal mula pembalut ini sudah ada pada 4 abad di zaman Yunani kuno. Pada masa itu, pembalut hanyalah setumpuk kain yang disusun untuk menyerap darah. Bahkan terkadang ada juga yang menggunakan kapas atau wol domba yang disusun sedemikian rupa.

Di China, pada masa itu umumnya pembalut menggunakan kain yang diisi dengan pasir untuk menampung darah. Sementara pada masa Yunani kuno, pembalut tak hanya digunakan untuk perempuan saja. Pembalut juga dikhususkan untuk para lelaki yang ikut serta dalam perang yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan para prajurit ketika berperang.

Pada tahun 1918, para perawat Perancis mulai menemukan pembalut untuk pria yang diberi nama Cellucotton. Pembalut itu terbuat dari kapas, namun pengunaannya tak berlangsung lama karena ribet dan menganggap perban saja sudah cukup untuk menghentikan pendarahan.

Dilansir dari kompas.com, diketahui penemu pembalut pertama adalah Mary Beatrice Davidson Kenner pada tahun 1956. Diceritakan kala itu ia berhasil menemukan sabuk sanitasi yang menjadi asal usul pembalut.

Pada tahun 1920, Mary menciptakan pembalut namun tak begitu mempan karena masih saja ada wanita yang mengalami kebocoran. Kemudian setelah itu Mary menemukan sabuk sanitasi yang dapat mencegah kebocoran. Lalu pada tahun 1957, perusahaan Sonn Nap Pack memasarkan penemuannya tersebut hingga digunakan oleh para wanita pada masa itu.

Sementara itu, dilansir dari laman cnbcindonesia.com, awal mula pembalut masuk ke Indonesia terjadi sekitar tahun 1976 dengan berdirinya perusahaan softex pertama Indonesia. Perusahaan pertama itu didirikan oleh Go Giok Lian atau yang dikenal dengan nama Itjih Nursalim, pemilik perusahaan Gadjah Tunggal.

Pada tahun 1970, Itjih sering melihat para pegawainya yang membawa sisa kain tak terpakai di perusahaannya. Tak disangka pegawainya itu menggunakan sisa kain tersebut untuk dijadikan sebagai penampung darah haid.

Di Indonesia pada masa itu, pembalut merupakan barang yang sangat mahal dan tak semua orang bisa membelinya. Akan tetapi sejak perusahaan Itjih sukses, ia mengembangkan softex yang terjangkau dan bisa dipakai semua wanita tanpa memikirkan berapa harganya.

Selanjutnya pada tahun 1980, perusahaan softex milik Itjih sukses besar di Indonesia hingga berhasil menguasai 65 persen pasaran Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, kini pembalut memiliki beberapa varian yang menarik dengan fungsinya tersendiri.

Salah satunya adalah tampon yang lebih efektif untuk menampung darah, atau pun menstural cup yang sangat kecil namun bisa menampung darah begitu banyak. Bahkan inovasi pembalut di Indonesia sekarang juga ada yang berbentuk celana menstruasi yang digunakan seperti memakai celana dengan jaminan empat kali lebih cepat menyerap aliran darah haid.

Penemuan pembalut ini tentunya sangat berarti penting bagi seluruh wanita. Tanpa adanya pembalut, maka tak bisa dibayangkan apa yang harus dilakukan oleh para wanita setiap bulannya. Dengan adanya penemuan ini juga bisa membantu wanita lebih percaya diri bahkan ketika sedang dalam keadaan menstruasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *