Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Desember. Hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS, mengenang mereka yang telah meninggal akibat penyakit ini, dan mendukung mereka yang hidup dengan HIV. Hari AIDS Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1988, dan sejak saat itu, peringatan ini telah menjadi platform global untuk meningkatkan pemahaman tentang isu-isu terkait HIV/AIDS.
Di era modern seperti sekarang ini, tantangan kesehatan global masih menghantui dengan kehadiran Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini memiliki kemampuan menghantui sistem kekebalan tubuh manusia, memicu munculnya penyakit bernama Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Hari AIDS Sedunia dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diprakarsai oleh Dr. Jonathan Mann, seorang ahli epidemiologi yang berfokus pada isu-isu kesehatan masyarakat. Pada tahun 1987, Dr. Mann mengusulkan gagasan untuk memiliki sebuah hari khusus yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan HIV/AIDS. Hal ini terjadi pada saat HIV/AIDS mulai menciptakan kepanikan dan stigma di masyarakat, terutama di kalangan komunitas yang paling terkena dampak.
Hari pertama peringatan ini diadakan pada 1 Desember 1988, dan sejak saat itu, setiap tahun diadakan kampanye untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang virus HIV, cara penularannya, dan cara pencegahannya.
Menurut catatan resmi World Health Organization (WHO) pada tahun 2022, setidaknya 630 ribu nyawa telah terenggut akibat serangan HIV. Ironisnya, belum ditemukannya obat penyembuh semakin merumitkan kondisi. Individu yang terjangkit AIDS merasakan isolasi dan penolakan. Dalam situasi ini, solusi hanya mungkin melalui kolaborasi semua pihak. Inilah latar belakang kelahiran Hari AIDS Sedunia.
Hari AIDS Sedunia memiliki makna yang dalam dan luas. Pertama, ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang HIV/AIDS, yang masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan. Menurut data dari UNAIDS, hingga 2021, sekitar 38 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV, dan banyak dari mereka tidak memiliki akses yang memadai ke pengobatan dan perawatan.
Kedua, Hari AIDS Sedunia merupakan momen untuk mengenang mereka yang telah meninggal akibat AIDS. Penyakit ini telah merenggut jutaan nyawa sejak pertama kali terdeteksi, dan peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya berjuang melawan stigma dan diskriminasi yang sering kali dihadapi oleh orang-orang yang hidup dengan HIV.
Ketiga, peringatan ini juga berfungsi untuk mendorong tindakan kolektif dalam mengatasi HIV/AIDS. Ini adalah panggilan untuk setiap individu, komunitas, dan negara untuk bersatu dalam upaya pencegahan, pengobatan, dan dukungan bagi mereka yang terkena dampak.
Dalam konteks simbolisme, penyakit AIDS sering diwakili oleh pita merah. Menurut worldaidsday.org, pita merah diakui sebagai simbol universal pada tahun 1991 oleh sekelompok seniman yang sedang merancang proyek untuk Visual AIDS. Pilihan pita merah sebagai lambang dukungan dan kesadaran terhadap individu yang hidup dengan HIV.
Untuk tahun 2023, tema Hari AIDS Sedunia, yang diumumkan oleh WHO, adalah “Biarkan Masyarakat yang Memimpin.” Peringatan World AIDS Day kali ini akan diselenggarakan di Jenewa, Swiss, khususnya di Red Ribbon CafĂ©, markas UNAIDS (gedung D WHO).
Dalam acara Hari AIDS Sedunia 2023 tersebut, perwakilan masyarakat akan menyuarakan aspirasi mereka sebagai upaya bersama dalam menghadapi dampak dari penyakit HIV/AIDS.