Perjanjian Saragosa dan Penyelesaian Perselisihan Spanyol-Portugis

Posted on

Koropak.co.id – Abad ke-16 mencatat perseteruan sengit antara Spanyol dan Portugis yang berkobar akibat rempah-rempah Nusantara yang sangat berharga pada masa itu. Kedua negara Eropa ini bersaing ketat untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, yang pada gilirannya memunculkan eksplorasi samudera yang megah.

Para penjelajah pemberani dari kedua belah kubu, seperti Christopher Columbus, Amerigo Vespucci, dan Ferdinand Magellan dari Spanyol, serta Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, dan Alfonso de Albuquerque dari Portugis, menorehkan namanya dalam sejarah penjelajahan dunia.

Perseteruan klimaksnya terjadi pada 22 April 1529, saat Perjanjian Saragosa disepakati sebagai penyelesaian atas perselisihan tersebut. 

Meskipun demikian, perjanjian ini tidak menjadi tonggak awal bagi era kolonialisme yang mendominasi periode berikutnya. Perjanjian Tordesillas pada 7 Juni 1494 di Valladolid, Spanyol, telah membuka babak baru dalam sejarah penjelajahan. 

Di sinilah perjanjian penting ini membagi dunia menjadi dua zona pengaruh, dengan Spanyol menguasai barat dan Portugis menguasai timur, sebagai dampak dari penemuan Benua Amerika oleh Christopher Columbus pada 1492.

Baca: 4 April 1949: Mengulik Sejarah Perjanjian Atlantik Utara

Peran Paus Aleksander VI dalam Perjanjian Tordesillas sangatlah signifikan. Dua alasan utama mendukung kedua negara tersebut: pertama, kedua negara ini adalah kekuatan Katolik terbesar saat itu, dan kedua, mereka memimpin era penjelajahan samudera setelah runtuhnya Kekaisaran Bizantium.

Akibat perjanjian tersebut, Portugis mulai menjelajah ke Afrika, lalu menemukan India, dan pada 1512, menemukan Maluku sebagai pusat rempah-rempah. Namun, kedatangan Spanyol di Maluku pada 1521 memicu ketegangan, karena mereka tidak puas dengan perjanjian Tordesillas dan berusaha merebut Maluku.

Perseteruan ini memuncak dalam Perjanjian Saragosa, di mana Spanyol dan Portugis sepakat pada 22 April 1529 untuk menetapkan pembagian wilayah di Benua Asia. Portugis akhirnya memperoleh monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, meskipun posisinya digoyang oleh kesultanan setempat dan pertempuran panjang melawan Spanyol.

Pada akhirnya, monopoli Portugis di Maluku runtuh pada 1575, ketika Ternate berhasil mengusir mereka dengan bantuan Belanda. Pengaruh Portugis pun digantikan oleh Belanda, yang pada akhirnya menguasai hampir seluruh Nusantara hingga abad ke-20.

Baca juga: Perjanjian Kalijati: Titik Balik Pahit Bagi Hindia Belanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *